Puisi Herry Lamong
Tuesday, October 23, 2018
Add Comment
TIGA SEDIH BEDA JAM
Tiga berita duka hadir
Pada hari yang sama
Tanganku berpeluh dingin
Benak lirih bepusar, mengenangmu dalam sajak penat
pada waktu-waktu rapuh
deadline renta
Bait-bait rindu
cangkir-cangkir tengadah sesudah kopi dan landung perbincangan
Menunda sedihku, mungkin pula sedihmu
Telah datang aku pada padengan
pada sedih itu
namun belum pada nggalang, belum pula pada jauh bekasi
Meski tiga tubuh diam
Telah dimakamkan, belum lengkap ziarahku
Kerna atis peluh atau mungkin sawan
melinang deras ke jagat alitku
Sunyi benar ini petang
Sesunyi nyaris deadline sajak-sajak itu
#23/10. #19.07
DEADLINE 25
Jempol tangan siapa
Memutar tasbih serupa bumi keliling matahari
Ia mewirid keakraban bagai batok nyiur
menimba air siwur demi siwur
Menyiram bumi gersang kemarau
Entah jempol siapa bertasbih memperlunak tanah, membasuh bebatuan hati
Membaca bismillah ke jantung semesta.
Ngasarku sangatlah hening, entah kenapa ia hening
Sungguh tak sekadar titik bak
Yang mengayuh kalammu maka kukagumi pesona senja pada jernih suatu tasbih,
Tapi jemarimu lentik
Terasa sempurna
merampungkan kelepak sunyi kupu-kupu
23/10.#18.13
0 Response to "Puisi Herry Lamong"
Post a Comment