-->

Suwuk dalam sebuah pemikiran masyarakat jawa


"Suwuk" itulah kata yang sampai hari ini terngiang di telinga saya, yang menurut saya ternyata sangat ditonjolkan dalam hal sesuatu yang terlihat berbeda dan berubah dari pada berfikir tentang perubahan dan perbedaan itu suatu kejadian qada dan qodar Allah bahkan sebuah ujian yang berbalut nikmat yang diberikan Allah kepada makhluknya.

Suwuk adalah sebuah pengobatan tradisional khas masyarakat jawa, pengobatan sejak nenek moyang terdahulu dan bahkan bisa berbalut dengan sebuah hal mistis dan non mistis atau menggunakan sebuah ramuan tradisional dengan bahan alam dan diperkuat dengan sebuah keyakinan yang kuat dengan doa dan mantra,

Hari ini ada acara halal bihalal berbalut reuni, hampir 19 tahun tidak bertemu sejak lulus bangku SMP, mungkin bersua dan menyapa pun dalam sebatas di dunia maya, ada bermacam macam cerita dan tentunya perubahan perubahan yang terjadi yang tidak amat bisa disangka sangka, salah satunya ada diri saya sendiri.

Ketika awal saya bertemu teman, anggap saja namanya Mr "S", memang dengan Mr S saya bahkan tidak pernah berjumpa sama sekali mengetahui saya pun melalui media sosial, dulu memang kami akrab dia sangat tau seperti apa diri saya, mungkin dalam fikirannya saya memang dianggap anak yang "mbetik" "ndableg" "bandel" "usil" pokoknya apa lah, memang jaman smp, jaman anak anak labil proses dalam sebuah pencarian jati diri, dan itu saya akui, mungkin salah satunya saya memang orang yang kurang perhatian di lingkungan rumah "pada saat itu" karena orang tua pun sama sama sibuk bekerja.

Hari ini pun kita bertemu dan sedikit tanya kabar, bersalaman  dan bersua dan bahkan mungkin dia terheran heran, orang seperti saya kok bisa menjadi seorang guru "ustadz", dan dia bahkan berkata "bapakmu biyen nyuwukno sampean nandi?" inilah kata kata yang sampai detik ini saya renungkan, saya kadang berfikir ini adalah sebuah pujian, hinaan, rasa heran atau apapun itu, mereka cuma melihat sekilas tentang masa lalu, melihat sisi luar di masa lalu saya dan itu sangat saya sadari, siapa diri saya ini, karena memang saya yang tau diri saya sendiri.

Sebelumnya tentu kita harus bisa bijak dalam melihat segala sesuatu, perlunya rasa khusnudzon dalam hati melihat sebuah perubahan, janganlah melihat dengan menyimpulkan secara instan, kita tidak tahu apa yang terjadi pada sebuah proses yang sudah dijalani, dan tentunya hal yang paling dalam harus kita yakini adalah adanya sebuah takdir Allah dibalik itu semua.

Karena sampai hari ini pun saya masih berfikir, apa yang terjadi pada diri saya ini adalah sebuah ujian yang sangat berat, ujian yang mungkin bisa menjerumuskan ke dalam kerusakan yang lebih dan lebih dari sebelumnya, makanya ada istilah "urip iku sawang sinawang" makanya muncul sebuah kata kata "suwuk" yang dianggap lebih manjur dari sebuah takdir sekalipun

Terimakasih kawan, setidaknya hari ini bisa memberikan satu pelajaran pada saya, satu hikmah lagi yang bisa saya renungkan, dan menjadikan motivasi saya untuk menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya, dan tentunya semoga saya bisa melewati sebuah ujian yang sangat berat ini, dan semoga ini adalah salah satu yang benar benar Allah memberikan nikmat kepada saya untuk bisa menjadi manusia yang lebih baik dan lebih baik, serta jalan saya untuk selalu mendapat ridha dari Allah SWT.. Amiin Ya Robbal Aalamiin.

Lamongan, 29 Juni 2017


0 Response to "Suwuk dalam sebuah pemikiran masyarakat jawa"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel