-->

Setitik tusukan mampu membuat luka yang menganga

Hampir setiap hari kau berikan aku sebuah tusukan yang kadang tusukan itu berulang ulang. Dan itu sangat sakit. Cuma bisa kurasakan dan bahkan cukup  tersimpan dan tak akan pernah terlihat luka itu, cukup kunikmati luka itu, dengan senyum kepalsuan.

Seolah diri ini pun tiada berarti, benar dan salah pun seolah tertutup sebuah ilusi yang ada hanya sebuah kata mutlak tiada yang benar untukmu. sungguh ada sebuah kondisi yang dimana tubuh dan pikiran menanggung sebuah beban yang luar biasa, serasa ada sebuah batu yang mengisi ruang sendi dalam otak ini, seolah ingin berontak dan ingin segera lari dari kenyataan.

Tak ada lagi sebuah harapan dan angan angan yang indah, semua aku rasakan begitu sesak, rasa frustasi dan rasa putus asa seolah saling menyapa dan bersenggama. semangat pun terpenjara oleh sebuah belenggu yang sangat kuat seolah enggan untuk bangkit dan berlari.

Sungguh aku berharap kembali pada titik nol, titik dimana ada sebuah ruang hampa yang membuat aku terlupa dan kemabali pada masa sebuah kesunyian yang abadi tanpa mengenal ruang dan waktu. tiada lagi senyum dan bahagia, tiada lagi secercah harapan, tiada lagi sebuah alur cerita yang indah, Sutradara hidup pun masih berkutat pada urusan yang lain, hingga aku belum mendapatkan sebuah petunjuk dan arahan akan peran yang akan saya jalani.

Berharap semua cepat berlalu dan cepat berakhir, sungguh beban ini teramat berat dan aku akui aku tak mampu. tiada uluran uluran tanggan yang mengangkat beban ini, tiada lagi tempat berkeluh kesah, yang ada hanya sebuah khayalan akan keindahan.

0 Response to "Setitik tusukan mampu membuat luka yang menganga"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel