-->

AKU dan KEMATIAN Part II



Terasa udah lama saya tidak menulis tentang kematian.
Seolah olah dalam beberapa waktu rasa ingat mati dalam lingkup jiwa ini sedikit memudar oleh hiruk pikuk duniawi yang memang menggoda dengan segala tipu dayanya.
Iman ini seolah olah terasa susut, seringkali masih termakan oleh godaan godaan musuh yang nyata.
Rasa kesal,  marah,  dendam,  iri,  dengki seolah olah menjadi bias bias warna yang semu dalam hidup ini.
Yang pasti alarm kematian seperti yang saya ungkapkan dalam tulisan sebelumnya,  masih seringkali menghinggapi diri, bahkan beberapa malam ini datang berturut turut menghampiri ku,  badan terasa lemas tak berdaya,  takut,  phobia dan hanya bisa berlirih dengan mengucap istighfar.
Raga saya seolah amat yakin berani dan mampu menghadapi kematian,  tapi sejatinya jiwa yang paling dalam ini benar benar rapuh dan seolah merasa belum mampu untuk bersua dengan kematian.
Aah.  Entahlah,  masih banyak hal yang benar-benar terpikirkan sehingga jiwa ini rapuh ,  bayangan akan suasana alam barzah seperti apa kelak,  apakah amalku sudah cukup ,  terfikir juga anak anak harus besar tanpa dampingan orang tua,  mungkin beberapa itu yang benar benar membuat jiwa ini masih terasa takut..
Urusan harta seolah menjadi tidak lagi penting ketika kita benar benar berbenah untuk menghadapi sebuah kematian.
Tentunya kita rasakan tubuh ini benar benar terasa makin hari makin berkurang daya dan kapasitas, semakin mudah sakit dan semakin mudah capek, semakin umur semakin banyak nikmat yang diambil oleh Allah,  dan itu adalah renungan yang nyata bagi kita untuk benar-benar mengingat kematian.

Jiwa jiwa yang sepi
Jiwa jiwa yang berteman dengan kegelapan
Berteman dengan kesunyian dan kesendirian
Hingga pada saat yang benar benar kita terperanjat oleh lengkingan sangkakala.

Masa itu masa yang menjadi tanya
Masa masa air mata tumpah ruah
Berbalut kesedihan dan kebahagiaan atas kepergian kita
Masa dimana orang orang sekitar bersiap tanpa raga kita

Bekas luka dan bekas kebahagiaan
Pada akhirnya akan bermuara dalam ampunan dan lantunan doa
Atau bahkan umpatan dikala kita benar benar tidak mampu berucap maaf
Dan mungkin juga sumpah serapah yang berdampak pada keturunan kita.

Tak ada lagi harapan atas dunia ini selain rangkaian doa dan amal soleh sebagai bekal kehidupan selanjutnya

Lamongan,  29 september 2018

0 Response to "AKU dan KEMATIAN Part II"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel