-->

Malam Terakhir di Tanah Haram 2018




Tepat pukul 00:26 Waktu Arab Saudi, jari jari tangan mulai mengetuk pikiran,  lirih berkata pada pikiran malam ini "ayolah kita menulis di malam terakhir di tanah haram",  karena sisa malam ini menjelang waktu dini hari adalah malam terakhir di tanah haram.

Setelah selesai thawaf wada' mencoba merangsek menuju multazam (tempat antara pintu ka'bah dan hajar aswad), bahkan berharap nantinya bisa bergeser ke hajar aswas,  ternyata benar benar sulit,  jamah dari tanah afrika dan timur tengah dengan postur tubuh yang besar sangat sulit untuk dilewati,  bahkan tubuhku pun seolah terlempar oleh dorongan. Disitu akhirnya aku benar benar menyerah menuju multazam,  tepat di sebelah kiri pintu ka'bah ada sedikit tempat kosong dan disitulah pertama kalinya saya menyentuh ka'bah setelah 25 hari di tanah haram disibukkan dengan rutinitas kegiatan haji. Alhamdulillah bahkan bisa mencium ka'bah untuk pertama kalinya dan seraya berdoa memohon apapun kepada Allah.
Setelah itu saya coba bergeser ke Hijir Ismail,  disitu pun penuh sesak,  ketika mencoba masuk pun butuh perjuangan,  dorongan dan mencari celah celah yang kosong Alhamdulillah akhirnya bisa masuk. Hijir Ismail untuk yang pertama kali pula,  lebih dari yang saya bayangkan disitu penuh sesak,  jamaah pun berburu untuk bisa sholat dengan pengawalan atau barikade kecil dari jamaah yang lain.  Perlahan dengan bergantian akhirnya bisa melaksanakan shalat dengan keadaan darurat yang penuh sesak, setelah itu saya sempatkan berdoa dan memohon ampun atas dosa dosa masa lalu, ampunan dosa orang tua dan mertua,  doa yang terbaik untuk anak anakq,  doa untuk istri saya dan doa untuk saudara dan keponakan,  serta doa untuk dosa dosa terhadap orang lain yang pernah tersakiti oleh ucapan dan perbuatan saya,  dosa dosa orang yang pernah saya dholimi,  tak terasa disitu air mata benar benar menetes berharap Allah meridhai dan menerima ibadah Hajiku dan mengabulkan doa doaku. Serta berharap suatu saat nanti saya bisa kembali ziarah ke makah dan madinah, Aamiin.
Untuk keluar dari Hijir Ismail pun bukan perkara yang mudah, butuh perjuangan yang sangat ekstra,  bahkan istriku pun sempat terjepit diantara jamaah yang lain,  dan alhamdulillah dengan sisa sisa tenaga akhirnya saya pun bisa keluar dari Hijir Ismail.
Saya lanjutkan bergeser berjalan ke kiri, melihat situasi dan kondisi Hajar Aswad,  ternyata penuh sesak bahkan ada jamaah wanita pun terpaksa dilewatkan atas seperti orang yang berenang di atas manusia,  rasanya tidak mungkin dan saya pun tidak memaksa karena melihat situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan,  saya terus bergeser,  dengan memanfaatkan celah celah say berharap masi bisa ke multazam,  ternyata kondisi pun masi sulit,  semakin kita mendorong semakin pula kita akan didorong,  tetapi tetap berusaha untuk mencoba,  tepat di bawah pintu ka'bah saya melihat ada peluang untuk naik,  dan alhamdulillah disitu saya bisa sedikit bergelantungan dan sempat berdoa sebentar seraya menarik istri saya untuk bisa naik di sebelah saya,  tetapi yang terjadi dorongan besar dari sebelah kiri akhirnya saya terjatuh dan terlepas genggaman di bawah pintu ka'bah.
Bergeser ke kiri sedikit,  ke tempat semula awal tadi ada tempat kosong saya manfaatkan untuk shalat sunnah mutlaqoh,  dengan perjuangan ekstra dan kepala sempat terinjak jamaah yang lain akhirnya saya pun bisa menyelesaikan shalat 2 rakaat dan berdoa.  Alhamdulillah.
Kondisi pun semakin ramai dan kondisi istri saya pun perutnya sakit setelah disikut jamaah lain di Hijir Ismail,  akhirnya saya memutuskan kembali pulang ke hotel dengan menyempatkan sebentar untuk melihat dan menghampiri maqom Ibrahim yang berbentuk kubah emas,  disitu ada jejak kaki Nabi Ibrahim ketika akan membangun Ka'bah atas perintah Allah.
Sampai malam ini pun mata harus bisa terjaga sampai pagi hari nanti,  karena sudah melaksanakan thawaf wada',  menunggu esok pagi untuk menunggu angkutan bis menuju ke Madinah.
Alhamdulillah sampai malam ini pun saya merasa diberikan kelancaran dalam menjalani ibadah Haji,  berkat doa orang tua,  saudara  dan teman teman.  Rasa kangen pada Negara,  Kota Lamongan,  orang tua dan tentunya anak anak sudah semakin besar,  masih harus menahan waktu sekitar 11 hari lagi untuk Arbain di kota Madinah. Alhamdulillah atas segala nikmat yang telah diberikan kepada saya,  seperti mimpi bisa menjalankan ibadah Haji tahun ini.

Makkah,  3 september 2018

0 Response to "Malam Terakhir di Tanah Haram 2018"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel